© COOL INSIDE - MEDIA INFORMATION ONLINE - MENYAJIKAN BERITA DAN INFORMASI YANG LAYAK ANDA BACA

SERANGAN SERANGGA ‘TOMCAT’

tomcat959850@ Serangga tomcat atau Kumbang Rove diduga mulai menyerang wilayah Kota Sukabumi dengan ditemukannya serangga itu di permukiman warga di Kelurahan Sriwedari, Kecamatan Gunung Puyuh, Sukabumi, Jawa Barat.

“Binatang itu saya temukan tengah merayap di lemari baju, dan setelah dilihat benar-benar mirip serangga tomcat yang memiliki kulit berwarna oranye dan hitam, serta di ujung tubuhnya terdapat penyengat,” kata Lilis Krisnawati kepada wartawan, Rabu (21/3/2012).

Khawatir merayap ke mana-mana dan berkembang biak, kemudian serangga tomcat tersebut dimasukan Lilis ke sebuah toples untuk mengantisipasi adanya anggota keluarga maupun orang lain yang di sengat serangga yang tengah menjadi perhatian masyarakat ini.

“Saya dan warga melapor ke petugas kelurahan. Kemudian serangga itu dibawa petugas ke kantor Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kota Sukabumi,” tambahnya.

Kepala DPKP Kota Sukabumi, Kardina Karsoedi mengatakan petugas akan meneliti lebih lanjut serangga yang ditemukan warga tersebut untuk memastikan pemeriksaannya pun menggunakan miskroskop.

“Dari hasil penelitian sementara fisik serangga ini memang sangat mirip dengan tomcat berkulit oranye dan hitam, namun untuk lebih meyakinkan kami akan membawa ke laboratorium, karena kami memiliki keterbatasan alat,” kata Kardina.

Ditambahkannya penyebaran serangga tomcat di sekitar pemukiman warga di Kampung Aminta Azmali, Kelurahan Sriwedari sangat memungkinkan, karena habitat tomcat hampir sama dengan kondisi kampung tersebut yang lembab dan banyak ditumbuhi tanaman liar.

Sumber : http://www.harianjogja.com/

tomcat

Serangan Tomcat Muncul Saat Musim ‘Pancaroba’

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian memprediksi, munculnya serangan serangga Tomcat karena adanya perubahan iklim. Perubahan itu terutama terjadi saat memasuki musim pancaroba. Meski begitu, serangan serangga dengan nama latin Paederus fuscipes ini biasanya akan hilang seiring berakhirnya musim pancaroba.
Kepala Balitbang Pertanian Kementerian Pertanian Haryono mengatakan, fenomena perubahan iklim memang bisa mempengaruhi pertumbuhan serangga dan hama. "Perlu diketahui, sejak beberapa tahun terjadi perubahan iklim, bahkan musim tanam padi pun bergeser,” kata Haryono di Jakarta, Rabu, 21 Maret 2012.

Selama ini, serangga Tomcat merupakan predator hama wereng dan kresek yang menjadi musuh tanaman padi. Sehingga keberadaan Tomcat di masa lalu bisa membantu produksi tanaman padi dari serangan hama wereng.
Menurut dia, serangan Tomcat mulai terjadi akibat alih fungsi lahan pertanian ke non-pertanian, seperti perumahan. Ini membuat serangga Tomcat memasuki wilayah pemukiman penduduk. "Perubahan iklim yang sekarang terjadi membuat perkembangan Tomcat menjadi subur." katanya." Tak perlu dikhawatirkan karena tidak mematikan"

Haryono menghimbau masyarakat untuk tidak terlalu panik dengan serangga Tomcat. Sebab kumbang ini tidak menggigit atau menyengat. Namun jika diganggu akan mengeluarkan racun yang disebut pederin.

Racun ini memang bisa menimbulkan iritasi serius pada kulit, sehingga kulit bisa terlihat seperti terbakar. "Masyarakat bisa mengatasi dengan tindakan yang lebih arif. Jika Tomcat ini menempel dikulit, maka jangan digerus atau dihancurkan. Tapi cukup dengan mengusir secara halus, seperti ditiup," jelasnya. Pengusiran Tomcat harus dilakukan secara hati-hati agar tidak mengeluarkan racun.

Haryono menegaskan, jika sudah terlanjur terkena racun Tomcat, maka pertolongan pertama dengan mencuci daerah yang terkontaminasi serangga dengan sabun air untuk menghilangkan racun. Namun racun ini tidak menular atau menyebar ke bagian lain dan tidak sampai mematikan bagi manusia.

Sumber : http://www.tempo.co/

Ini Dia Tips Mengatasi Serangan Serangga Tomcat

Serangan serangga Tomcat heboh terjadi di Surabaya dan sekitarnya. Salah satu hal yang bisa dilakukan untuk menghindari dan mengatasi jika terlanjur terserang serangga jenis kumbang ini adalah sebagai berikut seperti yang dikatakan Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan RI, Tjandra Yoga Aditama.

Tjandra mengatakan jika menemukan serangga ini, jangan dipencet atau dimatikan dengan tangan telanjang agar racun tidak mengenai kulit.Masukkan ke plastik dengan hati-hati, lalu buang ke tempat yang aman. Hindari terkena kumbang ini pada kulit terbuka dan usahakan pintu selalu tertutup dan bila ada jendela diberi kasa nyamuk untuk mencegah kumbang ini masuk.

"Tidur menggunakan kelambu jika memang di daerah anda sedang banyak masalah ini. Bila serangga banyak sekali maka dapat juga lampu diberi jaring pelindung untuk mencegah kumbang jatuh ke manusia," kata Tjandra, Rabu(21/3/2012).

Jangan menggosok kulit dan atau mata bila kumbang ini terkena kulit kita. Bila kumbang ini berada di kulit kita, singkirkan dengan hati-hati, dengan meniup atau menggunakan kertas untuk mengambil kumbang dengan hati-hati

Lakukan inspeksi ke dinding dan langit-langit dekat lampu sebelum tidur. Bila menemui, segera dimatikan dengan menyemprotkan racun serangga. Singkirkan dengan tanpa menyentuhnya.

"Segera beri air mengalir dan sabun pada kulit yang bersentuhan dengan serangga ini. Bersihkan lingkungan rumah, terutama tanaman yang tidak terawat yang ada di sekitar rumah yang bisa menjadi tempat kumbang Paederus," pungkas Tjandra.

Sumber : http://www.tribunnews.com/

 

Silahkan Berbagi Artikel ini ke : Facebook Twitter Google+

Terimakasih Atas Kunjungan Anda

INFORMASI LAINNYA:



 

Copyright 2015 | COOL INSIDE - Media Informasi Online | Designed by coolinside | Dofollow

© COOL INSIDE - Best View on Google Chrome

Back To Top